Rabu, 22 Desember 2010

solusi krisis utang

PAPER MAKRO EKONOMI ISLAM

SOLUSI BAGI KRISIS UTANG INDONESIA MENURUT KONVENSIONAL DAN ISLAM

Oleh : NINING RAHMAWATI (109046100002)
PERBANKAN SYARI’AH III A
Dosen Pembimbing : M.Nur Rianto Al Arif, S.E., MSi.


PROGRAM STUDI MUAMALAT
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1432 H / 2010 M



KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji hanya untuk Allah SWT yang telah mencurahkan Rahmat Nya kepada kita semua. Kasih sayang Nya yang begitu besar diberikan kepada seluruh makhluk terutama manusia tanpa pilih kasih.
Shalawat dan salam Nya semoga tetap terlimpah curahkan kepada Khatamul Anbia Rasulullah SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya dan para pengikutnya hingga akhir zaman.
Saya bersyukur, telah menyelesaikan paper ini tetat pada waktunya yang bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Makro Ekonomi Islam. Paper ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari pihak-pihak yang membantu saya dalam menyelesaikan tugas paper ini. Oleh karena itu saya dalam menyelesaikan pembuatan paper ini.
Namun demikian saya menyadari bahwa paper ini masih banyak kekurangan. Untuk itu, segala kritik dan saran saya harapkan demi kesempurnaan paper ini dan akan saya terima dengan senang hati.


BAB I
PENDAHULAUN
Kebutuhan dan anggaran pembangunan yang sangat besar membuat pemerintah indonesia tidak mampu untuk melakukan pembayaran. Sehingga yang dilakukan pemerintah ialah meminjam uang kelaur negeri demi melaksanakan pembangunan yang telah direncanakan oleh pemerintah indonesia.
Namun yang menjadi fakta pada saat ini yaitu pemerintah tidak dapat membayar utang luar negarinya karena pemerintah indonesia tidak bisa mengembangkan atau mengolah dana yang dipnjamkannya oleh luar negeri.
Dari hal demikian saya ingin mencoba memaparkan bagaimana solusi yang mungkin bahkan harus dipakai dan dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia supaya kemelut utang luar negeri dapat segera diselesaikan. Sehingga negara kita Indonesia tidak lagi ketergantungan dengan utang luar negeri dan akan membangkitkan kembali perekonomian di negara kita ini.
Untuk lebih dalam lagi pemahamannya, saya akan sajikan didalam bab pembahasan

1

BAB II
PEMBAHASAN
Sebelum beralih kedalam pembahasan yang lebih mendalam tentang solusi menangani utang Indonesia, terlebih dahulu dimulai dengan alasan apa yang membuat Indonesia melakukan pinjaman utang luar negeri.
Mengapa Indonesia melakukan utang luar negeri ?
Utang dilakukan karena pendapatan negara terbatas, tetapi pengeluaran negara terus meningkat dari tahun ketahun. Hal ini menyebabkan defisit anggaran pendapatan dan belanja negara. Dari situlah Indonesia terus sangat bergantung dengan hutang luar negeri.
Beban utang yang memang sangat berat ini diperparah oleh ekonomi yang tidak berkembang. Negara tidak punya uang untuk pembangunan. Semua prospek ekonomi hancur luluh terhimpit utang negara yang sangat banyak. Dikarenakan sektor swasta kecil dan lemah, Indonesia tidak punya alternatif selain mengandalkan pemerintah untuk bisa membangkitkan ekonomi. Yang paling meyakinkan ialah posisi utang Indonesia yang menyebabkan negara kita miskin sampai kepada generasi yang mendatang. Bahkan mungkin anak-anak dan generasi yang samapi saat ini belum dilahirkanpun yang nanti akan menanggung beban utang negara ini.
Bantuan luar negeri menimbulkan kebingungan sejak awalnya, bagi perencanaan pemerintah itu awalnya memang direncanakan untuk pembangunan ekonomi namun tidak berjalan secara efektif. Bantuan luar negeri tidak digunakan secara bijaksana. Pemerintah bergantung pada bantuan luar negeri untuk menutupi kelemahan ekonomi dan kekurangan dalam manajemen fiskal. Itulah yang menyebabkan semua masalah krisis utang di indonesia dengan semakin menumpuknya utang utang negara kita ini.

2
Penanganan utang luar negeri dalam konvensional.
Dari maslah seperti yang telah disebutkan diatas, Indonesia itu perlu memiliki cara sistematis untuk memulai pergerakan roda perekonomian. Penentu kebijaksanaan ekonomi indonesia percaya bahwa pembangunan akan sangat menolong pembangunan nasional. Hanya saja ini akan berhasil jika penangannanya dilakukan secvara profesional dan baik.
Dikarenakan bantuan luar negeri itu sering merupakan perangkap ekonomi. Sebenarnya itu negara-negara yang meminjamkan uangnya kepada indonesia itu hanya berpura-pura berbaik hati dengan memberikan pinjamannya itu dan negara seperti Indonesia itu menerima saja bantuan itu dan kemudian pada akhirnya terjerumus dalam hubungan ketergantungan pada pemberi bantuan. Ketergantungan ini akan menjadi semakin parah bila negara miskin tidak bisa membayar utang utangg-utangnya.
Dari situlah dapat dikatan bahwa Indonesia menerima bantuan tanpa peduli dengan pembayaran kembali hutangnya itu. Indonesia harusnya memahami metode pengelolaan utang yang lebih hati-hati dan canggih. Karena pengalaman buruk sebelumnya yang menyangkut utang luar negeri, banyak pejabat dan kritikus yang mengusulkan agar Indonesia smenghindari utang luar negeri. Pemerintah sedang mencobamenyelesaikan masalah dengan para kreditornyadan seiring dengan itu ingin menggerakkan perekonomian indonesia kearah jalur pertumbuhan yang lebih tinggi.
Bantuan luar negeri akan mengandung makna baik apabila digunakan dengan baik pula, seperti contohnya memberantas kemiskinan, bantuan sangat penting untuk mempercepat pengembangan modal dalam ekonomi yang miskin, pengembangan modal terdiri dari investasi sector swasta maupun pemerintah untuk produktifitas khusus untuk tahap awal pembangunan, pengembangan modal lewat sector pemerintah sangat penting baik untuk pengembangan SDM maupun pembangunan prasarana. Untuk menjamin penggunaan yang bijaksana dari dana pembangunan, Indonesia mengandalkan lembaga yang diperbaharui dan diperkuat Badan Pembangunan Nasional. Bappenas ini bertanggung jawab mengusulkan dan mengawasi proyek pembangunan pemerintah bappenas percaya bahwa ekonomi umumnya bergerak mengikuti dorongan gaya ekonomi.. Bappenas terfokus pada prasarana fisik sosial, seperti
3
pembangunan sekolah , system irigasi untuk para petani dan pembangunan jalan. Melalui investasi semacam ini dapat merangsang pembangunan ekonomi.
Dengan investasi yang baik adalah langkah yang paling dasar untuk pembangunan kemakmuran. Dari paparan diatas itu negara kita akan dapat melunasi hutang-hutang dari pinjaman luuar negeri. Karena dari hasil pembangunan itu kita memperoleh hasil yang menguntungkan. Paparan diatas merupakan pandangan konvensiaol.
Dalam pandangan islam
Lain halnya dengan pandangan islam. Negara juga seharusnya dapat menjadikan zakat itu sebagai kebijakan fiskal yang dapat diambil untuk supaya dapat menangani krisis utang Indonesia. Karena memang benar bahwa zakat itu sangat mengoptimalkan dalam sebuah perekonomian negara. Terutama untuk penanganan kemiskinan. Pendapatan dan pengangguran dengan penghimpunan zakat dan pendistribusian yang bersifat produktif menggairahkan kembali pereonomian negara. Bahkan didalam negara kita indonesia ini. Zakat dapat berperan atau bisa menggerakkan sector rill terutama usaha kecil menengah dan pertanian dalam sector ini, akan membuat indonesia bangkit kembali dan dapat sedikit demi sedikit membayar tagihan utang luar negeri. Dan pada ahirnya negara kita akan mandiri dan mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Tentu saja dalam zakat ini harud dilakukan oleh lembaga yang jelas supaya berjalan dengan lancar.. Zakat itu dapat diproduktifkan dan akan memperoleh hasil yang baik pula. Orang miskin jadi mempunyai modal untuk mengusahakan Apa yang ingin ia usahakan, sehingga ia bangkit dari kemiskinannys. Ini akan membawa pengaruh / dampak positif pula bagi perkembangan indonesia.
Zakat sangat berpengaruh cukup positif pada perekonomian karena instrument zakat akan mendorong konsumsi dan investasi serta akan menekan pertumbuhan uang. Karena harta yang tidak di investasikan akan habis termakan oleh zakat. Sehingga zakat memberi peluang untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Dengan penerimaan zakat yang masi kecil, sudah barang tentu pengaruhnya terhadap permasalahan pengentasan kemiskinanpun belum mampu optimal.
4
Karena sungguh tidak mungkin apabila permasalahan kemiskinan mampu dipecahkan hanya mengandalkan penerimaan zakat yang minim
Selain zakat ada pula yang dapat dijadikan dalam instrumen kebijakan fiskal yaitu ZISWAF. Jadi jika zakat masih tidak dapat memenuhi kebutuhan kaum miskin maka kewajiban orang kaya untuk melindungi orang yang miskin dengan cara memenuhi kebutuhan hidup kaum miskin tersebut
Lembaga sedekah sangat digalakan oleh golongan islam untuk menanamkan jiwa sosial dan mengurangi penderitaan orang lain. Kemudian bisa juga dengan wakaf, harta benda yang diwakafkan dinegara Indonesia kebanyakan bersifat beenda benda konsumtif, contohnya masjid,sekolah, rumahsakit, dsb. Untuk memelihara itu membutuhkan biaya pemeliharaannya.
Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu dicairkan dana melalui wakaf produktif. Dalaam Indonesia ini bentuk wakaf produktif masih sangat sedikit jumlahnya, sehingga perlu adanya usaha dari para nadzir maupun ulama untuk mensyiarkan tentang wakaf produktif, agar tujuan wakaf sebagai sarana untuk memberdayakan masyarakat dapat terwujud.
Yang masih menjadi masalah ialah, hingga saat ini, bagaimana dalam ziswaf itu memang diterapkan dalam negara Indonesia sebagai kebijakan fiskal. Karena tidak semua sepaham dengan pemahaman islam bahkan orang islam pun juga ada yang masih belum menerimanya sehingga sangat sulit sekali untuk dilaksanakan. Sebenar nya untuk memajukan hal ini bisa saja jika banyak cendikiawan muslim yang mempeloporinya sehingga lambat laun akan menjadi lembaga yang dapat digunakan sebagai kebujakan fiscal Indonesia. Adanya institusi’’ yang menanganinya. Sehingga dengan demikian negara Indonesia akan terus berkembanhg dan juga dapat membayar utang-utang luar negeriny sehingga akan membuat Indonesia makmur dan tidak akan mungkin terjadi krisis utang kembali di Indonesia ini.
5



BAB III
KESIMPULAN
Dalam kondisi Indonesia yang seperti ini dengan utang yang tidak bisa dibilang sedikit pemerintah Indonesia harus menemukan sumber pendanaan negara. Yaitu dalam fiscal islam salah satunya dengan pendapatan negara yang bersumber dari zakat.
Kebijakan fiskal merupakan tindakan yang diambil pemerintah untuk memperbesar penerimaan atau pengeluaran. Atau kedua duanya untuk membuat ekonomi stabil. Jika zakat tidak cukup dapat pula ditambah dengan wakaf, infaq dan shadaqah. Dengan itu semua Insya Allah negara Indonesia akan terbebas dari himpitan utang’’ luar negeri.








6

Tidak ada komentar:

Posting Komentar