Sabtu, 16 April 2011

keterlekatan (sosiologi ekonomi)

MAKALAH SOSIOLOGI EKONOMI
(KETERLEKATAN)


Disusun Oleh PS IV A:
Hendri Wijaya (109046100029)
Nining Rahmawati (109046100002)
Yunita Suci Hadiyanti (109046100006)

Dosen Pembimbing : Drs.Heldi,M.Pd


PROGRAM STUDI MUAMALAT
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
TAHUN 1432 H / 2011M


KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyusun makalah Sosiologi Ekonomi yang berjudul “KETERLEKATAN ”.Penyusunan makalah ini dibuat dalam rangka untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi Ekonomi . Makalah ini disusun berdasarkan hasil referensi dari beberapa buku mengenai masalah tersebut.
Tak lupa ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Heldi selaku pembimbing mata kuliah Sosiologi Ekonomi, serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang bisa memotivasi penulis agar bisa lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat serta dapat membantu proses kegiatan belajar mengajar. Sekian dari penulis sekiranya ada kesalahan baik yang di sengaja maupun tidak disengaja kami mohon maaf. Sekian dan selamat membaca .

Wassalamu’alaikum Wr.Wb



BAB I
PENDAHULUAN


Persoalan ekonomi kontemporer saat ini sangat beragam, dan berfariasi sebagaimana yang telah kita ketahui bersama. Keberagaman tersebut membuat kita sebagai pelaku ekonomi dan pemakai dari proses-proses tersubut berpengaruh sedikit banyak. baik terlibat secara langsung ataupun tidak langsung dalam proses ekonomi.
Tentu hal tersebut memberi dampak pula pada masyarakat secara fisiologis, psikis, perilaku dan lainnya. Oleh karena itu hal tersebut akan menimbukan keterkaitan antara yang satu dengan yang lainnya sebagai akibat dari hal tersebut.
Faktor-faktor ekonomi yang sangat rentan dan berfluktuasi menjadi salah satu pengaruh yang banyak berperan dalam masyarakat. Bahkan dapat menciptakan stratifikasi sosial di berbagai aspek kehidupan masyarakat kita. Dari segi profesi, pendapatan, diferensiasi sosial, dan lain-lain
Sebagai contoh, keterlekatan antara profesi dan pendapatan. Hal tersebut dapat memberi multiplier efek terhadap kehidupan masyarakat di asperk lainnya. Tentu profesi dengan jabatan yang tinggi akan member dampak kepada pola konsumsi, dan pandangan masyarakat akan hal tersebut.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Keterlekatan
Keterlekatan Menurut granovetter (1985), merupakan tindakan ekonomi yang disituasikan secara sosial dan melekat dalam jaringan personal yang sedang berlangsung di antara para aktor. Ini tidak hanya terbatas pada tindakan aktor individual sendiri tetapi juga mencakup perilaku yang lebih luas, seperti penetapan harga dan institusi-institusi ekonomi yang lebih luas, seperti penetapan harga dan institusi ekonomi, yang semuanya terpendam dalam suatu jaringan sosial. Tindakan yang dilakukan oleh anggota jaringan adalah “terlekat” karena ia diekspresikan dalam interaksi dengan orang lain. Cara seorang terlekat dalam jaringan hubungan sosial adalah penting dalam penentuan banyaknya tindakan sosial dan jumlah dari hasil institusional. Misalnya apa yang terjadi dalam produksi,distribusi dan konsumsi sangat banyak dipengaruhi oleh keterlekatan orang dalam hubungan sosial.
Tindakan ekonomi menurut ahli sosiologi dan ekonomi umumnya
Oversocialized undersocialized

Nila dan norma tindakan ekonomi keuntungan pribadi

Granovetter melihat bahwa dikothomi oversocialized-undersocialized bukanlah suatu penggambaran yang tepat terhadap realitas tindakan ekonomi. Sebab dalam kenyataannya, tindakan ekonomi melekat pada setiap jaringan hubungan sosial baik tindakan ekonomi yang termasuk dalam oversocialized-undersocialized. Orang yang berorientasi pada self interest pada kenyataanya, juga mengantisipasi tindakan orang lain. Misalnya seorang pedagang akan mempertimbangkan pengambilan tigkat keuntungan yang berbeda terhadap antara pembeli yang menjadi langganan dengan yang tidak. Apabila pedagang tidak melakukan hal tersebut maka ia akan kehilangan pelanggan.

1
B.Keterlekatan-ketidakterlekatan versus keterlekatan lemah-kuat
Polanyi dan kawan-kawan melihat bahwa ekonomi dalam masyarakat pra-industri melekat dalam institusi-institusi sosial,politik,dan agama. Ini berarti bahwa fenomena seperti perdagangan, uang dan pasar diilhami tujuan selain mencari keuntungan. Kehidupan ekonomi dalam masyarakat para-industri diatur oleh resiproritas dan redistribusi. Sedangkan dalam masyarakat modern,”pasar yang menentukan harga” diatur oleh logika baru, yaitu logika yang menegaskan bahwa tindakan ekonomi tidak melekat dalam masyarakat, jadi ekonomi dalam masyarakat seperti ini diatur oleh harga pasar,yang mana manusia berperilaku dalam suatu cara tertentu untuk mencapai perolehan yang maksimum.
Dalam membahas keterlekatan ekonomi dalam masyarakat, polanyi menagajukan tiga proses ekonomi yaitu resiprositas,redistribusi,dan pertukaran.
Keterlekatan-ketidakterlekatan tindadan ekonomi dari polanyi dkk
keterlekatan ketidakterlekatan
masyarakat praindustri tindakan ekonomi masyarakat modern
Hubungan Keterlekatan ekonomi dalam organisasi Ketidakterlekatan ekonomi dalam organisasi
Ekonomi dan komunitas Resiproritas : ekonomi melekat dalam hubungan antar suku yang terpusat pada kewajiban terhadap komunitas.
Redistribusi : ekonomi melekat dalam komunitas politik yang terpusat. Pasar : ekonomi tidak melekat pada komunitas melalui institusi-institusi seperti pasar dan hak milik pribadi
Ekonomi dan pemerintahan Resiproritas: ekonomi melekat dalam proses pengaturan suku yang termaktub dalam adat.
Redistribusi: ekonomi melekat dalam aparat politik negara yang terpusat dan kerajaan yang terbentuk melalui kontrol geo-politik Pasar : ekonomi tidak melekat pada pemerintahan melalui integritas legal dari individu dan perusahaan serta melalui kebebasan pasar dari dominasi politik
Ekonomi dan rumah tangga Resiproritas : ekonomi maupun rumah tangga melekat dalam komunitas dan suku.
Redistribusi : ekonomi dan rumah tangga melekat dalam komunitas politik yang terpusat Pasar : ekonomi tidak melekat pada rumah tangga dalam arti pemisahan “kerja” dan “rumah”, “pekerjaan” dan “waktu luang”.

Granovetter dan swedberg tidak setuju dengan polanyi tentang tingkat atau derajat dari keterlekatan. Dia menegaskan bahwa tindakan ekonomi dalam masyarakat industri juga melekat sebagai mana yang terjadi dalam masyarakat para-industri, dengan tingkat dan level yang berbeda. kebiasaan manajemen bank sebagai lembaga modern dalam merekrut pegawai baru memperhatikan referensi dari seseorang terkenal, adalah contoh keterlekatan perilaku ekonomi dalam masyarakat maju. disamping itu dalam masyarakat para-industri terdapat pula orang yang terobsesi untuk mencari uang sebagaimana dalam masyarakat modern.
C. Bentuk Keterlekatan
1. Keterlekatan Relasional
Keterlekatan relasional merupakan tindakan ekonomi yang disituasikan secara sosial dan melekat dalam jaringan sosial personal yang sedang berlangsung diantara para aktor dalam suatu aktifitas ekonomi yang berhubungan dengan orang lain dikaitkan dengan individu lain. Misalnya tindakan ekonomi dalam hubungan pelanggan antara penjual dan pembeli merupakan suatu bentuk keterlekatan relasional. Dalam hubungan pelanggan terjadi hubungan interpersonal antara penjual dan pembeli yang melibatkan berbagai aspek. Hubungan langganan bermula dari pencarĂ­an pembeli terhadap kepastian dan keakuratan informasi terhadap suatu barang atau jasa. Dalam pasar yang tidak sempurna, informasi yang pasti dan akurat ternyata tidak mudah untuk memperolehnya. Oleh sebab itu pembeli berusaha mencari penjual yang mnau berbagi informasi dengannya.
3
Jika penjual mau berbagi dengan pembeli maka harus ada kepastian bahwa penjual memperoleh keuntungan dari berbagai informasi tersebut dari pihak pembeli.
Proses itu berlangsunng terus menerus sampai ada kepastian dan kepercayaan dari kedua belah pihak bahwa berbagi informasi itu telah terrjadi dan telah menguntungkan kedua belah pihak. Hubungan antara pembeli dan pelanggan dalam hubungan pelanggan tidak hanya meliputi tindakan ekonomi, tetapi juga bisa meluas kedalam aspek sosial,budaya, politik. Pada saat ada pesta dipihak pembeli, maka penjual akan memberikan kado istimewa. Begitu juga sebaliknya.
2. Keterlekatan stuktural
Keterlekatan struktural adalah keterlekatan yang terjadi dalam suatu jaringan hubungan yang lebih luas, bisa merupakan institusi atau struktur sosial. Struktur sosial adalah suatu pola hubungan atau interaksi yang terorganisir dalam suatu ruang sosial. Struktur sosial dalam berinteraksi dan berhubungan dengan individu dan kelompok lain. Struktur sosial menyadarkan kita bahwa hidup ini dicirikan dengan pengorganisasian dan stabil. Contoh keterlekatan struktural yaitu fenomena ekonomi dari pasar swalayan. Pasar swalayan merupakan suatu struktur sosial dimana terdapat pola interaksi antara pengusaha swalayan,karyawan,pemasok dan pembeli dalam aktivitas perdagangan terdapat aturan main. Misalnya jika ingin membawa suatu barang kerumah, maka pembeli harus terlebih dahulu membayarnya di kasir.
D. Keterlekatan dan pendekatan lainnya.
1. Keterlekatan versus pilihan rasioanal
Mulai dengan beberapa unit perilaku atau aktor yang diasumsikan “berperilaku rasional”. Bermakna memaksimumkan keajegan perilaku yang diantisipasi atau diharapkan akan membawa imbalan atau hasil dimasa akan datang. Secara umum teori pilihan rasional mengasumsikan bahwa tindakan manusia mempunyai maksud dan tujuan yang dibimbing oleh hieraki yang tertata rapi dari preferensi.


2. Keterlekatan Versus Ekonomi Institusi Baru
Ekonomi Institusi Baru berasal dari perluasan analisis ekonomi dalam rangka memasukkan institusi-institusi sosial kedalam cakupan perhatian.
Menurut Granovetter dan Swedberg teoretisi EIB merupakan suatu kumpulan ekonom yang heterogen. Diantaraa mereka adalah Douglas Nort, Oliver Williamson, Andrew Schotter,dan Robert Thomas. Meski bereka beragam pemikiran, namun dapat ditarik suatu garis yang menghubungkan tema sentral pemikiran dari karya mereka yaitu efisiensi. Efisiensi dilakukan melalui pengurangan biaya transaksi. institusi-institusi yang ada termasuk institusi ekonomi,dikonstruksikan dengan mobilisasi sumber-sumber melalui jaringan sosial dan dibangun dengan pertimbangan latar belakang masyarakat,politik, pasar dan teknologi.
E. Penerapan konsep keterlekatan
Seorang pedagang ditanah abang memberi kredit sejumlah sepuluh juta dalam bentuk barang kepada seorang pedagang yang berasal dari ujung pandang. Kredit tersebut dicicil ketika setiap pedagang yang berutang terebut datang ke Jakarta untuk membeli barang. Bagamaimana memehami perilaku tersebut? mengapa pedagang tanah abang tersebut mempercayai bahwa pedaganag ujung pandang akan kembali datang kepadanya untuk membeli barang dan sembari menyicil utang?
Dalam perilaku ekonomi tersebut melekat konsep kepercayaan.Pendekatan aktor teratomisasi yang yang berakar dari pendekatan ekonomi neo klasik bahwa kepercayaan merupakan institusi sosial yang berakal dari hasil evolusi kekuatan-kekuatan politik,sosial,sejarah dan hukum, dipandang sebagai solusi yang efisien terhadap fenomena ekonomi tertentu. Kecurangan atau penyalahgunaan kepercayaan haruslah dihindari.
Sebaliknya pendekatan aktor yang lebih terisolasi memandang bahwa kepercayaan merupakan moralitas umum dalam perilaku ekonomi.

5
Semua tindakan aktor harus merujuk,tunduk, dan patuh secara otomatis terhadap moralitas tersebut, dalam hal itu menjunjung tinggi nilai-nilai kepercayaan.
Kedua pendekatan tersebut diatas mengabaikan identitas dan hubungan masa lampau para aktor yang terlibat dalam suatu interaksi sosial. Oleh karena itu pendekatan “keterlekatan” mengajukan pandangan yang lebih dinamis,yaitu bahwa kepercayaan tidak muncul dengan seketika tetapi terbit dari proses hubungan antar pribadi dari aktor-aktor yang sudah lama terlibat dalam perilaku ekonomi secara bersama. Pada mulanya seseorang tidak diberi kesempatan untuk memperoleh kredit dalam bentuk barang. Tetapi setelah sekian lama berhubungan dagang dengan melewati masa saling kenal secara mendalam, maka untuk pertama kali,pada sewaktu waktu, dia memperoleh kredit satu juta rupiah, misalnya. Pada waktu berikurtnya bertambah menjadi dua juta rupiah. Mungkin pada waktu lain ia memperoleh jumlah yang lebih sedikit dari sebelumnya atau tidak memperoleh sama sekali. Bertambah dan berkurangnya jumlah kredit yang diperoleh merupakan indikasi dari suatu kepercayaan. Itu merupakan hasil dari proses jaringan hubungan sosial yang telah dan sedang terjadi dalam hubungan dagang.


Bab III
Penutup


Kesimpulan
Keterlekatan adalah merupakan tindakan ekonomi yang disituasikan secara sosial dan melekat dalam jaringan sosial yang sedang berlangsung dalam masyarakat.
Ada 2 konsep yang di kemukakan oleh 2 orang tokoh.
Pertma konsep yang dikemukakan oleh Polanyi adalah keterlakatan dan ketidakterlakatan
Kedua, konsep granovetter yang mengatakan lemah atau kuatnya keterlekatan tersebut.

Daftar Pustaka
Prof. Dr. Damsar, 2009, pengantar sosiologi ekonomi, Jakarta, kencana media group.
Dr. Damsar, 2002, sosiologi ekonomi edisi revisi, jakrata raja grafindo







7

Tidak ada komentar:

Posting Komentar